Perencanaan & Pengambilan Keputusan

“Manakah yang lebih dulu? Merencanakan/Mengambil Keputusan?”

Pertanyaan diatas seringkali sulit terjawab, atau minimal jawaban kita adalah “tergantung”. Ada yang berpendapat bahwa perencanaan dilakukan lebih dulu, sehingga kita bisa tahu keputusan apa yang harus diambil. Pendapat lainnya adalah kita harus mengambil keputusan dulu agar kita bisa melakukan perencanaan. Jadi, seharusnya jawabannya apa? Mari kita lihat definisi dari masing-masing katanya.

perencanaan/pe·ren·ca·na·an/n proses, cara, perbuatan merencanakan (merancangkan): hal itu dilaksanakan sepenuhnya di dalam ~ keluarga
rencana/ren·ca·na/ n 1 kl cerita; 2 rancangan; buram (rangka sesuatu yang akan dikerjakan): — kerja; 3 konsep; naskah (surat dan sebagainya); buram (surat): mana — surat ini; 4 laporan pemberitaan; catatan mengenai pembicaraan dalam rapat dan sebagainya: penulis dipersilakan membacakan — rapat anggota yang lalu; 5 acara (pembicaraan); program: usulnya tercantum dalam — yang akan dibicarakan dalam rapat besar; 6 artikel; makalah; kertas kerja: ia menulis — untuk seminar bahasa; 7 cak maksud; niat;

Perencanaan dimaksudkan sebagai upaya untuk sampai tujuan, atau penetapan tujuan, yang dilengkapi dengan waktu, biaya, dan sumber daya lain.

Perencanaan dan pengambilan keputusan seperti 2 sisi koin yang tidak dapat dipisahkan. Namun, yang seharusnya dilakukan lebih dulu adalah mengambil keputusan, kemudian dilanjutkan dengan melakukan perencanaan awal.
Berikut merupakan tahapan yang dapat kita lakukan untuk mengambil sebuah keputusan.

  1. Mengambil Keputusan

    Hal pertama yang harus dilakukan. Untuk mengambil keputusan, maka kamu harus mempertimbangkannya dengan serius, dan diputuskan dengan logis. Keputusan yang diambil harus rasional. Biasanya kita akan diperhadapkan dengan masalah sehingga kita diharuskan untuk mengambil keputusan. Masalah yang ada misalnya karena adanya pilihan, atau tujuan tertentu yang kita inginkan. Hampir setiap waktu kita, sebagai manusia, diharuskan untuk mengambil sebuah keputusan. Ketika kita mengambil keputusan, kita harus tahu apakah tujuan yang ingin kita raih.

  2. Mengumpulkan Data

    Pengumpulan data dilakukan untuk memperkuat argumen kita, mengapa kita memutuskan untuk mengambil keputusan itu. Contohnya, ketika kamu memutuskan untuk berjualan jus kedondong, maka langkah selanjutnya kamu harus mengumpulkan data terkait jus kedondong seperti bagaimana proses produksinya, apa resep terbaik pembuatan jus kedondong, siapa yang paling minat dengan produk jus kedondong, dan sebagainya.

    Sebelum kamu mengambil keputusan, sebenarnya kamu juga melakukan pengumpulan data. Pada contoh jus kedondong, sebelum kamu memilih berjualan es kedondong, kamu pasti sudah mengumpulkan data-data yang meneguhkanmu memilih jus kedondong sebagai produk usahamu. Misalnya kamu menemukan bahwa penjual jus kedondong didaerahmu sedikit padahal banyak orang yang minat, atau ternyata produksi jus kedondong sederhana dan praktis serta dapat memberikan keuntungan yang tinggi.
    Namun, data yang terkumpul sebelum kamu mengambil keputusan tidaklah sebanyak data setelah kamu mengambil keputusan. Bila hal itu terjadi pasti kamu tidak akan mengambil keputusan apapun dan memilih untuk mundur duluan.

  3. Alat Pengambilan Keputusan: Pilih Metode

    Dalam mengambil keputusan, kita dapat menggunakan beberapa metode yang dapat membantu kita agar pilihan yang kita ambil betul pilihan yang terbaik. Banyak orang mengambil keputusan berdasarkan “insting” yang sedikit ilmiah, karena harus ada argumen yang rasional dibalik pilihanmu.

    insting/in·sting/ n 1 pola tingkah laku yang bersifat turun-temurun yang dibawa sejak lahir; naluri; garizah; 2 Zool kecenderungan pada tingkah laku yang diwarisi dari nenek moyang dan kebiasaan pada binatang jenis tertentu tanpa pengalaman sebelumnya atau tanpa tujuan yang mendasar (seperti pembuatan tempat tinggal yang khas, mendapat dan menyimpan serta mencernakan makan-annya yang mungkin dapat dimanfaatkan pada musim hujan); 3 Psi daya dorong utama pada manusia bagi kelangsungan hidupnya (seperti nafsu berahi, rasa takut, dorongan untuk berkompetisi); dorongan untuk secara tidak sadar bertindak yang tepat

    A. Metode yang lebih kompleks

    a. Metode ini disebut Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan

    Artificial Intelligence (AI) merupakan kecerdasan yang berbasis ilmiah, dengan memasukkan kecerdasan itu kedalam suatu mesin/komputer agar mesin tersebut bisa mengerjakan pekerjaan seperti yang bisa dilakukan manusia. Contoh penggunaannya seperti menjawab diagnosis dan pertanyaan pelanggan, perencanaan dan penjadwalan, pengendalian, serta pengenalan tulisan tangan, suara, dan wajah. Biasanya AI digunakan seperti pada permainan komputer, sistem pakar, jaringan saraf tiruan, dan robotika.

    i) Metode Analayticial Hierarchy Process (AHP)

    Metode ini biasanya digunakan untuk memecah masalah yang bersifat rumit, yakni yang struktur masalahnya belum jelas, persepsi untuk mengambil keputusan tidak pasti, serta data statistik yang tersedia tidak pasti atau bahkan tidak ada sama sekali. Metode ini menggunakan struktur matrik A dengan ukuran m x n. Ia membentuk sebuah kerangka dengan efektif terhadap persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan, dengan menyusun sebuah hirarki berdasarkan hasil pemecahan persoalan kedalam bagian-bagian atau variabel. Hirarki ini kemudian akan memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif mengenai sebererapa penting setiap variabel dan mensintesis sebagai pertimbangan untuk menetapkan variabel dengan prioritas tertinggi dan berpengaruh besar pada hasil di situasi tersebut (Rahardjo dkk, 2000; Purba, 2010).

    650px-AHPJones01.png
    Gambar 1. Hirarki Model Metode AHP
    ii) Metode Analytical Network Process (ANP)

    Metode ini tidak terstruktur dan membutuhkan ketergantungan hubungan antar elemennya. Metode ini merupakan metode modifikasi dari AHP, dimana metode ini digunakan untuk memecahkan masalah yang tidak pasti dan kompleks yang tidak terselesaikan dengan metode AHP. Hal ini disebabkan karena banyak permasalahan yang tidak dapat dibuat sistematis melalui hirarki karena interaksi dan ketergantungan antar variabelnya tinggi. Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang berkaitan dengan keuntungan, kesempatan, harga, dan risiko (Saaty, 2007; Sadeghi dkk, 2012).

    amp.png
    Gambar 2. Contoh Model ANP

    b. Metode Multi Criteria Decision Making (MCDM)

    Metode ini membantu kita menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Kriteria adalah ukuran, standar, atau aturan yang memandu kita dalam mengambil keputusan.  Ia membantu kita menemukan jawaban terbaik dari beberapa pilihan yang ada, dibanding memberikan jawaban benar Metode ini biasa digunakan di area pemerintah, bisnis, industri, pelayanan kesehatan, dan edukasi (Keterangan lebih lanjut disini).

    c. Metode Peramalan

    Metode ini paling rumit diantara yang lain karena menggunakan bantuan regresi linear untuk memperoleh keputusan. Setiap data diplot untuk mendapat regresinya, sehingga metode ini membutuhkan data yang banyak. Semakin banyak datanya maka akan semakin akurat. Persamaan lainnya yang dapat digunakan adalah seperti persamaan eksponensial, fourier, atau pemulusan.

  4. Penarikan Kesimpulan

    Jadi, untuk menarik sebuah kesimpulan, yang harus dilakukan adalah:
    1) Menetapkan Tujuan
    2) Penetapan Strategi (Definisi strategi)
    3) Evaluasi
    Evaluasi harus dilakukan sebelum kamu mengambil keputusan. Pastikan strategi yang kamu ambil tepat. Dalam mengevaluasi, kamu memerlukan parameter, dan pembanding (benchmarking).



    Flow Chart Pengambilan Keputusan

    flowchart

One thought on “Perencanaan & Pengambilan Keputusan

Leave a comment